Jumat, 18 Februari 2022

Cara Mensucikan Najis Di Atas Lantai

TANYA
Assalamualaikum warohmatullah
Bagaimana hukumnya apabila air kencing anak-anak di lantai, lalu setelah disiram dilap lagi dengan kain dalam keadaan belum kering?

Lalu Wawan, NTB

JAWAB
Waalaikumussalam warohmatullah wabarokatuh
Apabila najis terdapat pada lantai yang tidak bisa menyerap air, maka cara mensucikannya adalah :

1. Jika najisnya 'aini (memiliki wujud) maka harus dibersihkan dulu (dengan air) hingga tak tersisa. Lalu disiram air, maka lantai sudah suci.

2. Jika najisnya hukmi (tidak ada wujudnya) maka cukup langsung disiram saja sekali. Maka lantai sudah suci. 

Berkata Zainuddin Al-Millibāri rahimahullah :

لو أصاب الأرض نحو بول و جف فصب على موضعه ماء فغمره طهر و لو لم ينصب أي يغور سواء كانت الأرض صلبة أم رخاوة و إذا كانت الأرض لم تتشرب ما تنجست به فلا بد من إزالة العين قبل صب الماء القليل عليها كما لو كانت في الإناء

"Jikalau mengenai tanah semacam kencing dan mengering lalu disiram tempat tersebut dengan air dan mengenai semua tempat yang terkena najis, maka tanah menjadi suci, meskipun airnya tidak sampai mengalir. Sama saja baik di tanah yang keras (bisa menyerap air) ataupun lunak. Adapun jika tanah tidak bisa menyerap air (dalam hal ini diqiyaskan kepada lantai keramis, marmer, ubin, dan semisalnya -edt) maka wajib menghilangkan 'ain (wujud) najisnya sebelum dituangkan air qolīl (kurang dari 2 qullah) di atasnya. Seperti contohnya pada wadah."
[ Fathul Muin, (Jakarta: Darul Kutub Al-Islamiyah) hal. 28 ]

Berkata Sayyid Abu Bakr Al-Bakri rahimahullah :

فلو صب الماء عليه قبل إزالته لم يطهر كما يعلم مما سيأتي أن شرط طهارة المحل طهارة الغسالة و هي لا تطهر إذا زاد وزنها و معلوم أنه إذا كان عين نحو البول باقيا زاد وزنها

"Jika air dituangkan di atasnya (permukaan yang tidak menyerap air dan terkena najis aini) sebelum menghilangkan ain najisnya maka lantai tidak menjadi suci."
[ I'anatutbTholibin, Sayyid Al-Bakri, (Surabaya: Pustaka As-Salam), (1/96) ]

Maka apa yang disampaikan oleh penanya, dimana air kencing jatuh di lantai, lalu dilap kencingnya (dengan syarat harus sampai bersih tanpa meninggalkan sisa). Lalu disiram air, lalu airnya dikeringkan (dilap) dengan kain dalam keadaan air belum kering. Maka ini sudah cukup untuk mensucikan, karena kering bukan syarat kesucian sesuatu.

Wallahu Ta'ala A'lam

Dijawab oleh Abu Harits Al-Jawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar