Berkata sahabat Zaid bin Arqom rodhiyallahu anhu;
نساؤه من أهل بيته و لكن أهل بيته من حرم الصدقة بعده، قال: من هم ؟ قال: هم آل علي و آل عقيل و آل جعفر و آل عباس
"((Istri-istri beliau shallallahu alaihi wa sallam adalah ahlu baitnya. Namun ahlu bait beliau shallallahu alaihi wa sallam adalah yang haram atasnya memakan sedekah setelah wafatnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam)). Perawi bertanya: Siapakah mereka kalau begitu ? Beliau menjawab ((Mereka adalah keluarga Ali, Aqīl, Ja'far, dan Abbās))"
[HR.Muslim, disebutkan dalam Riyadhus Shalihih Bab Ikrōm Ahli Baiti Rasulillah shallallahu alaihi wa sallam]
Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa istri beliau bukan ahli baitnya. Maka disini tidak ada pertentangan. Namun, bisa dikompromikan, bahwa jika yang dimaksud dalam pembahasan ahlul bait adalah tentang memuliakannya, maka istri-istri beliau juga termasuk. Namun, kalau pembahasan tentang yang haram memakan sedekah, maka hanya terbatas untuk Ālu Hāsyim (Bani Hasyim) dan Ālu Muththolib (Bani Muththolib).
Maka bagi keturunan dari keluarga ini, diharamkan bagi mereka untuk memakan harta sedekah. Maksud sedekah disini adalah sedekah wajib, yang mencakup zakat, nadzar, atau kaffarah. Adapun sedekah yang bersifat sunnah maka boleh. Dalam Fathul Muin (hal, 180) disebutkan;
لخبر ((إن هذه الصدقات -اي الزكوات- إنما هي أوساخ الناس و إنها لا تحل لمحمد و لا لآله)) قال شيخنا: و كازكاة كل واجب كالنذر و الكفارة بخلاف التطوع و الهدية
"Hal ini berlandaskan hadits ((Sungguh sedekah ini -maksudnya zakat- adalah kotoran dari manusia, maka tidak halal bagi Muhammad dan keluarganya)). Berkata guru kami (Ibnu Hajar) : Dan seperti zakat, semua sedekah wajib seperti nadzar dan kaffarah, berbeda halnya sedekah sunnah atau hadiah (maka boleh)."
Dan di dalam al-Quran, kata sedekah juga dimaksud dengannya zakat. Seperti dalam ayat pembagian zakat.
Wallahu Ta'ala A'lam
Oleh Abu Harits Al-Jawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar