Kamis, 20 Juli 2023

KHUTBAH JUMAT; BULAN SURO


 

KHUTBAH PERTAMA

إن الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل هادي له، وأشهد أن لا إله إلا لله، وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون ﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً﴾ ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً﴾

اللهم صل و سلم على نبينا و حبيبنا محمد و على آله و صحبه و من سار على نهجه إلى يوم الدين، أما بعد

 

Kembali kita memuji dan memuja Allah Ta’ala, Rabb yang Maha Pengampun dan Pemaaf atas segala macam dosa. Yang begitu menyayangi makhluk dengan kasih sayang yang begitu besar, sehingga pada saat ini Allah Ta’ala juga masih menyayangi kita dengan memberikan hidayah yang memudahkan langkah kita kembali beribadah kepada Allah Ta’ala. Shalawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada baginda yang mulia, Rasulillah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, yang menjadi tauladan kita dalam hidup dan beribadah kepada Allah Ta’ala.

 

Ma’asyiral muslimin jamaah sidang jum’at rahimani wa rahimakumullah

Sebagai seorang muslim, menjadi satu keyakinan dan kepercayaan yang hendaknya kita tanamkan dalam hati. Bahwa Allah Ta’ala adalah pencipta dan penguasa waktu yang bergulir dalam kehidupan ini. Baik hitungan tahun, bulan, hari, jam, menit, serta detik dalam kehidupan kita adalah ciptaan Allah Ta’ala. Oleh karenanya dalam hadits qudsi, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda; Allah Ta’al berfirman;

يؤذيني ابن آدم يقول يا خيبة الدهر! فلا يقولن أحدكم يا خيبة الدهر فإني أنا الدهر أقلب ليله و نهاره فإذا شئت قبضتهما

“Telah menyakiti-Ku anak Adam dengan dia berkata; Duhai bulan yang membuat sial ! Maka janganlah salah seorang dari kalian mengatakan; Wahai bulan yang membuat sial ! Sesungguhnya Aku adalah waktu itu sendiri. Aku mempergulirkan waktu siang dan malam, maka jika Aku berkehendak Aku akan berhentikan keduanya.”

[HR.Muslim (2246) ]

 

Berkata Al-Qishtilani (w.923 H) dalam Irsyadus Sari li Syarh Shahih Bukhari (9/107);

أنا الدهر أي خالقه أو المدبر للأمور أو مقلب الدهر

“((Aku adalah waktu)) maksudnya adalah Allah pencipta waktu, atau pengatur segala macam urusan di sepanjang waktu, atau yang mempergulirkan waktu.”

 

Sedangkan Al-Khoththobiy (w.388 H) dalam A’lamul Hadits Syarah Shahih Bukhari (3/1904) berkata;

فإذا سب ابن آدم الدهر من أجل أنه فاعل هذه الأمور عاد سبه إلي لأني فاعلها و إنما الدهر زمان و وقت جعلت ظرفا لمواقع الأمور

“Maka jika manusia mencela waktu karena waktu yang melakukan peristiwa-peristiwa ini, celaan tersebut kembali kepada-Ku (yaitu Allah) karena Aku (Allah) yang mengaturnya. Sesungguhnya massa hanyalah jaman dan waktu yang Aku (Allah) jadikan sebagai pertanda atas kejadian-kejadian dan peristiwa.”

 

An-Nawawi (w.676 H) dalam Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim ibn Al-Hajjaj (15/3) mengatakan;

و سببه أن العرب كان شأنها أن تسب الدهر عند النوازل و الحوادث و المصائب النازلة بها من موت أو هرم أو تلف مال أو غير ذلك

“Sebab hadits ini, bahwa dahulu masyarakat Arab biasa mencela waktu ketika terjadi peristiwa ataupun musibah semacam kematian, tua, hilangnya harta, atau yang semisal itu.”

 

Maka sebagai seorang muslim, dilarang bagi kita untuk menisbatkan kesialan kepada satu waktu tertentu, seperti bulan atau tahun atau hari. Seperti bulan yang kita berada di dalamnya saat ini, yaitu bulan Suro. Tidak boleh kita menganggap bulan Suro adalah bulan sial membawa petaka. Sehingga kita tidak boleh mengadakan hajatan, tidak boleh pindah rumah, atau berdiam diri di rumah di malam satu Suro karena menganggap keluar rumah di malam satu Suro membawa sial. Hal ini karena dua alasan;

 

Pertama, dilarang menisbatkan kesialan yang terjadi kepada satu bulan tertentu. Sebagaimana sudah jelas dalam hadits yang kita baca di atas, beserta penjelasan dari para ulama akan makna hadits tersebut.

 

Kedua, dilarang menisbatkan kesialan kepada sesuatu yang tidak ada landasan syar’i, yang tidak memiliki dalil sama sekali dari Al-Quran ataupun hadits. Oleh karenanya Nabi shallallallahu alaihi wa sallam mengatakan;

((لا طيرة و خيرها الفأل)) قالوا: و ما الفأل ؟ قال ((الكلمة الصالحة يسمعها أحدكم))

“((Tidak ada yang namanya tiyaroh, sebaik-baiknya adalah al-fa’l)) Para sahabat bertanya: Apakah fa’l itu ? Beliau menjawab ((Kata-kata yang baik yang kalian mendengarnya)).”

[ HR.Bukhari (5754) dan Muslim (2223) ]

 

Berkata An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim (14/218-219);

التيطر التشاءم و أصله الشيء المكروه من قول أو فعل أو مرئي و كانوا يتطيرون بالسوانح و البوارح فينفرون الظباء و الطيور فإن أخذت ذات اليمين تبركوا به و مضوا في سفرهم و حوائجهم و إن أخذت ذات الشمال رجعوا عن سفرهم و حاجاتهم و تشاءموا بها ... فنفى الشرع ذلك

“Tathoyyur adalah menganggap sial dan asalnya adalah sesuatu yang dibenci dari ucapan, perbuatan, atau apa yang dipandang. Dahulu masyarakat Arab menganggap sial dengan berlalunya hewan ke arah kanan atau ke arah kiri. Dimana mereka akan melepaskan kambing gunung atau burung, jika berlalu ke arah kanan maka mereka menganggap ada keberkahan dan melanjutkan safarnya atau hajatnya. Jika berlalu ke arah kiri maka mereka menganggap sial dan tidak melanjutkan safar atau hajatnya … Oleh karenanya syariat menghapus kepercayaan semacam ini.”

 

أقول قولي هذا و أستغفر الله لي و لكم و لسائر المسلمين و المسلمات و المؤمنين و المؤمنات و استغفروه إنه هو الغفور الرحيم

 

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى و دين الحق ليظهر له على الدين كله و كفى بالله شهيدا، أشهد أن لا إلـه إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده و رسوله. صلوات الله و سلامه عليه و على آله و صحبه أجمعين. فيا عباد الله اتقوا ربكم و تزودوا فإن خير الزاد التقوى. 

Ma’asyiral muslimin jamaah sidang jum’at rahimani wa rahimakumullah

Dari penjelasan dan pemaparan pada khutbah pertama tadi, maka jelaslah bagi kita bahwa menyakini bulan-bulan tertentu (termasuk bulan Suro) adalah bulan sial, merupakan keyakinan yang salah dan tidak diperkenankan dalam Islam. Maka hendaknya kita hilangkan keyakinan semcam ini. Dan sebaliknya, seorang muslim hendaknya memiliki sikap optimis dalam menjalankan kehidupannya. Dalam mengerjakan satu hal, hendaknya dia selalu berfikir positif dan selalu meminta pertolongan dan perlindungan Allah Ta’ala. Adapun jika nantinya memang ada musibah atau hal yang kurang baik terjadi, maka kita juga kembalikan semuanya kepada Allah dan meyakini memang ini adalah takdir Allah Ta’ala. Sungguh dengan keyakinan semacam ini, hidup akan terasa lebih tenang dan tentram tanpa dihantui rasa takut, was-was atau semacamnya. 

إن الله و ملائكته يصلون على النبي يايها الذين آمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما اللهم صل و سلم على محمد و على آل محمد و الحمد لله رب العالمين

اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمنين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات إنك قريب مجيب الدعوات يا قاضي الحاجات

ربنا ظلمنا أنفسنا و إن لم تغفر لنا و ترحمنا لنكونن من الخاسرين. اللهم اغفر لنا ذنوبنا و كفر عنا سيئاتنا و توفنا مع الأبرار. اللهم أمنا في أوطاننا و أصلح ولاة أمورنا. اللهم أرنا الحق حقا و ارزقنا اتباعه و أرنا الباطل باطلا و ارزقنا اجتنابه.

اللهم آت نفسي نقواها و زكها أنت خير من زكاها أنت وليها و مولاها. ربنا اغفر لنا و لإخواننا الذين سبقونا بالإيمان و لا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك غفور رحيم. ربنا آتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة و قنا عذاب النار. و صلى الله على نبينا و حبيبنا محمد و على آله و صحبه أجمعين، و الحمد لله رب العالمين. أقيموا الصلاة ...


Download khutbah jum'at; Bulan Suro dalam format pdf dengan klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar