Selasa, 04 Juli 2023

MELAFADZKAN NIAT BUKAN KEWAJIBAN


Dalam artian, jika orang berniat dalam hatinya tanpa mengucapkan dengan lisannya, maka sah niatnya. Karena niat tempatnya di dalam hati, dan ini pendapat menjadi -hampir- kesepakatan ulama madzhab Syafii. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Farōid Al-Bahiyyah;
أما محلها فقلب المنوي * في كل موضع بلا مناوي
"Tempat niat adalah hati orang yang berniat * Di semua kondisi tanpa adanya khilaf."
Ucapan dalam nadzom بلا مناوي memberi isyarat adanya kesepakatan dalam hal ini. Hanya saja Abu Abdillah Az-Zubair bin Ahmad Az-Zubairī (w.317 H) -dari ulama madzhab- menyampaikan wajib melafadzkan niat. Sebagaimana disinggung oleh Syaikhuna Sa'īd Al-Jābīri dalam pelajarannya. Hal ini dinukil oleh Asy-Syīrōzī dalam Al-Muhadzdzab, dimana berkata Az-Zubairī;
.
و لا ينعقد إلا بالنية و التلبية كما لا تنعقد الصلاة إلا بالنية و التكبيرة و المذهب الأول لأنها عبادة لا تجب النطق في آخرها فلم يجب النطق في أولها كالصوم
"Dan tidak sah (haji) kecuali dengan niat dan talbiah sebagaimana tidak sah shalat kecuali dengan niat dan takbiratul ihram. Dan pendapat madzhab (Syafii) adalah pendapat pertama (niat tanpa syarat lafadz) karena dia adalah ibadah yang tidak ada kewajiban untuk mengucap apapun di akhirnya, demikian juga di awalnya seperti puasa."
Wallahu Ta'ala A'lam
Oleh Abu Hārits Al-Jāwi
Pengasuh Fiqhgram

🔔 Jangan lupa ikuti akun-akun Fiqhgram berikut. 

🔰 Instagram
🔰 Youtube
🔰 Telegram
🔰 Facebook
🔰 Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar