Waktu normal bagi wanita adalah 6 atau 7 hari. Dalil utama dalam hal ini adalah istiqrō' (penelitian induktif Imam Syafii). Adapun hadits Hamnah radhiyallahu anha, dimana beliau mengalami istihādhoh, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
إنما هذه ركضة من ركضات الشيطان فتحيضي ستة أيام أو سبعة أيام في علم الله ثم اغتسلي
"Sesungguhnya ini adalah hentakan dari hentakan setan, maka haidhlah selama 6 atau 7 hari dan Allah Maha Mengetahui, lalu mandilah ..."[ HR.Abu Dawud (287) & Syafii dalam Al-Musnad (110) ]
Maka hadits ini menjadi dalil isti'ās (dalil sampingan) saja, dan bukan dalil utama. Alasan karena ada ihtimāl (kemungkinan) bahwa penentuan Nabi shallallahu alaihi wa sallam kepada Sayyidah Hamnah radhiyallahu anha bukan bermaksud itu adat umum haidh wanita, namun adat khusus kebiasaan Hamnah radhiyallahu anha. Oleh karenanya Imam Ar-Rofii dalam Syarah Musnad Asy-Syafii (4/73-74) menukil ucapan Imam Syafi'i dalam mengomentari hadits ini;
وهذا يدل على أنها كانت تعرف أيام حيضها ستًّا أو سبعًا فلذلك قال لها رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ما قال
"Dan hal ini menunjukkan bahwa Hamnah mengetahui waktu haidhnya; yaitu 6 atau 7 hari. Oleh karenanya Nabi shalallahu alaihi wa sallam menyampaikan apa yang beliau sampaikan."[ Syarah Musnad Asy-Syafii. Imam Ar-Rofii. Qatar, Wizāritul Auqōf was Syu'ūn Al-Islamiyyah. Cetakan pertama ]
***
Adapun batas maksimal haidh wanita adalah 15 hari (360 jam). Dan dalam hal ini ada tiga gambaran;
Pertama, darah keluar secara terus menerus selama 15 hari tanpa terputus, dan tidak melewati 15 hari. Maka ini haidh.
Kedua, darah keluar secara terus menerus dan berhenti sebelum mencapai 15 hari. Maka ini juga haidh.
Ketiga, darah keluar terputus-putus dalam jangka waktu tidak lebih dari 15 hari, dan jumlah waktu keluar darah mencapai 24 jam atau lebih. Maka ini juga haidh.
Dalil dalam hal ini juga adalah istiqrō' Imam Syafii. Meski juga ada riwayat dari Athō' bin Rabāh rahimahullah beliau berkata;
أكثر الحيض خمسة عشر يوما
"Batas maksimal haidh adalah 15 hari."[ HR.Al-Baihaqi dalam Sunan Kubro (1536) ]
Maka ini pun tidak menjadi dalil utama, namun menjadi dalil isti'nās (dalil sampingan) saja. Karena madzhab tidak menjadikan qoul tabiin menjadi dalil tersendiri.
Wallahu Ta'ala A'lam wa Ahkam
***
Jombang, 2 Rabiul Awwal 1444 H
Abu Harits Danang Santoso Al-Jawi
t.me/fiqhgram
#fikihibadah #fikihwanita #haidh #ngajifathulqorib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar