Maka menjawab pertanyaan penanya, kami berikan jawaban berikut.
***
Darah adalah najis, dan ini merupakan ijma' (kesepakatan ulama) sebagaimana yang dinukil oleh Imam Nawawi dalam Al-Majmū', Al-Qurthubī dalam Al-Jāmi' li Ahkāmil Qurān, Al-Hāfidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bāri, serta Ibnu Rusyd dalam Bidāyatul Mujtahid.
Diantara landasan dalam hal ini adalag firman Allah Ta'ala dalam surat Al-An'ām ayat 145;
قُل لاَّ أَجِدُ فِيمَا أُوْحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّماً عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلاَّ أَن يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَماً مَّسْفُوحاً أَوْ لَحْمَ خِنزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ أَوْ فِسْقاً أُهِلَّ لِغَيْرِ اللّهِ بِهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلاَ عَادٍ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٌ رَّحِيم
"Katakanlah aku tidak mendapati hal haram untuk dikonsumsi dalam yang diwahyukan kepadaku kecuali bangkai, darah yang mengalir, serta daging babi; itu semua adalah rijs (najis), atau kefasikan yang disembelih selain untuk Allah Ta'ala ..."
***
Lantas, apakah berarti semua najis darah secara mutlak dihukumi sama, tanpa ada pengecualian ? Maka kita sampaikan, dalam perpektif madzhab Syafii, hal ini ada perincian. Ada darah yang dimaafkan pada pakaian dan badan, sehingga kalau semisal orang shalat, tetap dianggap sah dengan adanya darah tersebut. Dan perincian tersebut adalah sebagai berikut;
Pertama, darah orang itu sendiri. Maka dia dimaafkan secara mutlak, baik banyak atau sedikit. Kecuali jika sebab keluarnya darah adalah dirinya sendiri, maka hanya dimaafkan jika sedikit.
Kedua, jika itu bukan darah orang tersebut (bisa darah orang lain atau hewan). Maka dimaafkan jika sedikit, dan tidak dimaafkan jika banyak. Namun khusus darah anjing dan babi, maka tidak dimaafkan sama sekali.
Wallahu Ta'ala A'lam wa Ahkam
Jombang, 2 September 2023
Abu Hārits Danang Santoso Al-Jāwi
***
Referensi :
1. Al-Muqoddimah Al-Hadromiyyah. Abdullah bin Abdurrahman Bāfadhl
2. Al-Manhaj Al-Qowim Syarh Masāil At-Ta'līm. Ibnu Hajar Al-Haitami.
3. Busyrol Karīm Syarh Masāil Ta'lim. Sa'īd Bā'asyān.
***
Lantas, apakah berarti semua najis darah secara mutlak dihukumi sama, tanpa ada pengecualian ? Maka kita sampaikan, dalam perpektif madzhab Syafii, hal ini ada perincian. Ada darah yang dimaafkan pada pakaian dan badan, sehingga kalau semisal orang shalat, tetap dianggap sah dengan adanya darah tersebut. Dan perincian tersebut adalah sebagai berikut;
Pertama, darah orang itu sendiri. Maka dia dimaafkan secara mutlak, baik banyak atau sedikit. Kecuali jika sebab keluarnya darah adalah dirinya sendiri, maka hanya dimaafkan jika sedikit.
Kedua, jika itu bukan darah orang tersebut (bisa darah orang lain atau hewan). Maka dimaafkan jika sedikit, dan tidak dimaafkan jika banyak. Namun khusus darah anjing dan babi, maka tidak dimaafkan sama sekali.
Wallahu Ta'ala A'lam wa Ahkam
Jombang, 2 September 2023
Abu Hārits Danang Santoso Al-Jāwi
***
Referensi :
1. Al-Muqoddimah Al-Hadromiyyah. Abdullah bin Abdurrahman Bāfadhl
2. Al-Manhaj Al-Qowim Syarh Masāil At-Ta'līm. Ibnu Hajar Al-Haitami.
3. Busyrol Karīm Syarh Masāil Ta'lim. Sa'īd Bā'asyān.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar