Sabtu, 28 Oktober 2023

MENGOBATI PENYAKIT WAS-WAS DALAM IBADAH

Dalam Bulughul Maram, Al-Hafidz Ibnu Hajar membawakan satu riwayat hadits;


وَلِلْحَاكِمِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ مَرْفُوعًا: «إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الشَّيْطَانُ، فَقَالَ: إِنَّكَ أَحْدَثْتَ، فَلْيَقُلْ: كَذَبْتَ»، وَأَخْرَجَهُ ابْنُ حِبَّانَ بِلَفْظِ: «فَلْيَقُلْ فِي نَفْسِهِ»
"Dan dalam riwayat Al-Hakim dari Abu Said radhiyallahu anhu secara marfu' (( Jika setan datang kepada kalian lalu berkata; kamu hadats ! Maka katakanlah; engkau berdusta ! )) Dalam riwayat Ibnu Hibban (( Maka katakanlah dalam dirimu sendiri ))."

Hadits ini memiliki banyak pelajaran, dan salah satunya yang penting adalah penyakit was-was dalam beribadah kepada Allah Ta'ala. Baik dalam bersuci, shalat, atau ibadah lainnya. Hanya saja yang biasanya terjadi memang dalam bersuci dan shalat. Perlu kita fahami, keraguan (syak) dengan was-was ini memiliki perbedaan.

Diantara perbedaannya, bahwa keraguan (syak) ini berasal dari diri manusia sendiri, sedangkan was-was sumber utamanya adalah dari setan. Sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam Al-Quran;

من شر الوسواس الخناس * الذي يوسوس في صدور الناس
"Dari keburukan bisikan setan yang bersembunyi * Yang memberikan was-was dalam dada manusia."
[ QS An-Nas ayat 4-5 ]

Secara umum, kita bisa membedakan mana syak dan mana was-was ini dari dampak yang ditimbulkan terhadap ibadah kita. Jika terjadi jarang-jarang sehingga tidak sampai memberatkan ibadah kita, maka bisa jadi ini masih keraguan (syak) yang dibahas oleh ulama. Namun, jika sudah sampai derajat membuat ibadah itu berat dan payah, maka ini adalah was-was setan. Karena tidaklah setan melemparkan was-was kecuali untuk menjauhkan hamba dari Allah Ta'ala.

Maka jika seseorang tertimpa penyakit was-was. Sehingga kita lihat mungkin dia bolak-balik ke kamar mandi untuk wudhu misalnya. Atau berulang kali mengulang takbiratul ihram saat shalat. Atau setiap shalat pasti batal. Dan contoh-contoh lainnya yang berasal setan. Maka resep yang diberikan Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah dengan sikap i'rodh dan taghoful. I'rodh maksudnya berusaha berpaling dari was-was tersebut, serta meneguhkan hatinya dengan memberikan sugesti yang berlawanan dengan was-was. Taghoful maksudnya tidak memperhatikan kembali kepada was-was tadi, dan terus dengan ibadahnya.

Wallahu Ta'ala A'lam wa Ahkam
#fikihhadits #faedahkajian

***

Jombang, 25 Oktober 2023
Abu Harits Danang Santoso Al-Jawi
t.me/fiqhgram

Simak faedah ini secara lengkap pada seri kajian fikih hadits Bulughul Maram ke-13 melalui link berikut >> Seri Kajian Kitab Bulughul Maram

Tidak ada komentar:

Posting Komentar