Perlu kita ketahui, hutang dalam pembahasan fikih terbagi menjadi dua jenis;
Pertama, hutang karena sebab muamalah atau transaksi seperti karena sebab dagang atau penyewaan, syirkah (kerjasama kerja), dan seterusnya. Hutang ini biasa disebut dengan dain (الدَّيْن).
Kedua, hutang murni permintaan orang sejumlah uang yang nanti akan dia kembalikan, yang ini diistilahkan dengan qordh (القَرْض).
Adapun jenis hutang pertama, maka sejatinya dia tumbuh dari sebuah akad muamalah atau transaksi ekonomi, maka hukumnya pun bersifat ekonomis. Dimana ada tempo pembayaran, dan lain sebagainya. Sedangkan, untuk hutang jenis kedua, maka sejatinya dia adalah sebuah akad yang bersifat irfāq (murni pemberian bantuan).
Oleh karenanya, para fuqoha memberikan satu syarat dalam jenis hutang kedua; tidak ada batas tempo pembayaran yang dipersyaratkan saat memberikan hutang. Berkata Ibnu Naqīb Al-Mishri (769 H) dalam Umdatus Sālik wa 'Uddatun Nāsik;
و لا يجوز فيه شرط الأجل
"Dan (dalam akad qordh) tidak boleh ada syarat tempo pembayaran tertentu."Dan apabila syarat tempo pembayaran diberikan dalam akad, maka syarat tempo tidak dianggap, dan akad qord (hutang) tetap sah. Maka uang hasil hutangnya pun halal. Kecuali kalau misal ada tujuan dalam pemberian tempo tersebut sedang si penghutang mampu membayar, maka akad qord tidak sah.
Namun Imam Malik berpendapat boleh dan sah memberikan tempo pembayaran dalam akad qord, sebagaimana yang dinukil oleh Imam Al-Mawardi dalam Al-Hāwi Al-Kabīr.
Al-Ghomrōwi (1337 H) dalam Anwārul Masālik Syarh Umdatus Sālik (hal.218) menjelaskan;
فإن شرط فإن كان المقترض موسرا و كان للمقرض حظ في الأجل كأن كان الزمن زمن نهب فسد عقد القرض و إلا فسد الشرط و صح العقد
"Dan apabila mempersyaratkan; jika penghutang mampu membayar sedangkan bagi pemberi hutang tujuan dalam pemberian tempo seperti saat itu adalah saat huru-hara, maka akad qordh batal. Namun jika tidak ada, maka syarat tempo tidak dianggap dan akad hutang tetap sah."Dalam Fiqh Manhaji disebutkan;
إذا شرط أجل في العقد فلا يلزم الوفاء به و يعتبر لاغيا
"Jika dipersyaratkan tempo maka tidak ada kewajiban menepati tempo tersebut, dan syarat tempo tidak dianggap."Al-Māwardi (450 H) dalam Al-Hāwi Al-Kabīr menyatakan;
و قال مالك يجوز القرض مؤجلا و يلزم فيه الأجل و لا يجوز للمقرض المطالبة به قبل أجله
"Dan pendapat Imam Malik; boleh akad qord dengan tempo pembayaran dan wajib dipenuhi tempo pembayaran tersebut, dan tidak boleh bagi pemberi hutang menagih hutangnya sebelum jatuh tempo."Wallahu Ta'ala A'lam
Jombang, 3 November 2023
Abu Harits Al-Jawi
t.me/fiqhgram
#umdatussalik #faedahkitab #muamalahsyafiiyyah #fikihmuamalah #janganberhentingaji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar