Ketika seseorang berazam (sangat menginginkan) untuk berbuat kemaksiatan dan dosa, maka 'azzam tersebut akan dihisab oleh Allah Ta'ala kelak.
.Hal ini dilandasi oleh hadits Abu Bakroh radhiyallallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
.
إذا التقى المسلمان بسيفهما فالقاتل و المقتول في النار
"Jika dua orang muslim sudah bertemu dengan pedangnya, maka si pembunuh dan terbunuh di neraka."
.Maka para sahabat pun bertanya, "Wahai Rasulullah, kalau si pembunuh maka jelas alasan masuk nerakanya. Bagaimana dengan si terbunuh ?!" Maka beliau menjawab;
.
إنه كان حريصا على قتل صاحبه
"Sesungguhnya dia sangat menginginkan untuk membunuh yang lainnya."
[ HR.Bukhari & Muslim, lihat Riyadhus Sholihin hadits no.10 ]
.Maka disitu Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan alasan, mengapa si terbunuh juga masuk neraka. Yaitu, karena dia juga sangat ingin untuk membunuh.
.
Namun, bagaimana dengan riwayat yang menyampaikan bahwa niat hati itu dimaafkan ? Maka Ibnu 'Allan Al-Makki (1057 H) dalam Dalīlul Fālihīn Syarh Riyādhus Shōlihīn;
.
ففي الحديث العقاب على من عزم على المعصية بقلبه و وطن نفسه عليها و يحمل ما جاء في الأحاديث من العفو عن الخواطر على غير ذلك بأن مر ذلك بفكره
"Maka dalam hadits ini ada pelajaran bahwa dibalas atas orang yang berazzam untuk melakukan maksiat dan berusaha mewujudkannya. Sedangkan hadits-hadits pemaafan hal tersebut, ditafsirkan maksudnya jika hal tersebut hanya sebatas lintasan pikiran saja."
.Wallahu Ta'ala A'lam
.
Jombang, 5 November 2023
Abu Harits Al-Jawi
t.me/fiqhgram
.
#riyadushsholihin #faedahkajian #faedahkitab #fikihsuluk #janganberhentingaji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar