Kamis, 30 November 2023

QUNUT SHALAT SHUBUH



PERTANYAAN

.
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Ustadz mohon penjelasan Qunut yang dibaca saat shalat shubuh,,, serta bacaan Qunut subuh yang benar Ustadz
.
Jazakallah Khoiron
.
JAWABAN
.
Waalaikumussalam warohmatullah wabarokatuh
Perlu kita fahami bahwa membaca doa qunut shubuh telah menjadi perselisihan dikalangan para ulama sejak zaman lampau dari masa salaf hingga hari ini. Maka sejatinya ini bukanlah masalah baru. Ada yang mengatakan tidak disyariatkan, ada yang mengatakan disyariatkan. Maka kami akan jawab pertanyaan di atas dalam beberapa point berikut;
.
Pertama, dalam madzhab Syafii membaca qunut shubuh hukumnya adalah sunnah ab’adh dalam shalat, sehingga jika tidak membaca disunnahkan untuk sujud sahwi. Landasan dalam hal ini diantaranya adalah hadits Al-Barra bin Azib radhiyallahu anhu berkata;
.
أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْنُتُ فِي الصُّبْحِ والمغرب
“Bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam qunut di shalat shubuh dan maghrib.”
[ HR.Muslim (678) ]
.
Juga hadits Ibnu Umar radhiyallahu anhuma;
.
أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ فِي الرَّكْعَةِ الآخِرَةِ مِنَ الفَجْرِ، يَقُولُ: «اللَّهُمَّ العَنْ فُلاَنًا وَفُلاَنًا وَفُلاَنًا، بَعْدَ مَا يَقُولُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ»، فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {لَيْسَ لَكَ مِنَ الأَمْرِ شَيْءٌ} إِلَى قَوْلِهِ {فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ}
“Bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika bangkit dari rukuk di rakaat terakhir shalat shubuh, berdoa; Ya Allah laknatlah fulan dan fulan dan fulan, setelah beliau mengucap ‘samiallahu liman hamidah rabbana wa lakal hamdu’. Lalu turunlah ayat {Tidak ada urusan bagimu -hingga- sesungguhnya mereka orang-orang yang dzolim}.”
[ HR.Bukhari (4559) ]
.
Dimana dalam sejarahnya, qunut ini dibaca saat terjadinya insiden pembunuhan terhadap 70 dai dari kalangan shahabat yang terkenal dengan inside sumur Ma’unah. Juga peristiwa perang Uhud dimana Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun terluka. Lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun membaca doa qunut di shalat lima waktu; terkadang seluruh shalat terkadang di beberapa shalat. Lantas Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun meninggalkan doa qunut sama sekali; kecuali qunut shubuh. Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshori mengomentari hadits di atas;
.
أي: لأنهما في طرفي النهار؛ لزيادة شرف وقتيهما، فكان تارة يقنت فيهما، وتارة في جميع الصلوات؛ حرصًا على إجابة الدعاء حتى نزل ﴿لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ ﴾ فتركه إلا في الصبح؛ لخبر أنس: أنه صلى الله عليه وسلم لم يزل يقنت في الصبح  حتى فارق الدنيا
“Maksudnya, karena dua shalat tersebut berada di dua penghujung siang, dan waktu keduanya mulia. Maka terkadang Nabi shallallahu alaihi wa sallam qunut di maghrib dan isya, terkadang di semua shalat. Hingga Allah Ta’ala menurunkan ayat {Tidak ada urusan bagimu ...} Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam meninggalkan qunut kecuali qunut shalat shubuh. Dengan dalil hadits Anas radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallallhu alaihi wa sallam tetap qunut shubuh sampai meninggal dunia.”
[ Minhatul Bari Syarah Shahih Bukhari (3/78) ]
.
Kedua, berkenaan dengan hadits Anas radhiyallahu anhu yang menjadi dalil bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam meninggalkan semua qunut kecuali qunut shubuh. Maka redaksinya;
.
عَنِ الرَّبِيعِ بْنِ أَنَسٍ قَالَ: كُنْتُ جَالِسًا عِنْدَ أَنَسٍ فَقِيلَ لَهُ: " إِنَّمَا قَنَتَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا، فَقَالَ: مَا زَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْنُتُ فِي صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا 
“Dari Ar-Robi’ ibn Anas berkata; aku pernah duduk di sisi Anas radhiyallahu anhu maka dikatakan; ‘Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam qunut selama sebulan.’ Maka beliau menjawab; ‘Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam senantiasa qunut di shalat shubuh sampai meninggal dunia.”

[ HR.Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubro (3105) ]
.
Dalam lafadz lain disebutkan;
.
قَنَتَ شَهْرًا يَدْعُوا عَلَيْهِمْ ثُمَّ تَرَكَهُ , وَأَمَّا فِي الصُّبْحِ فَلَمْ يَزَلْ يَقْنُتُ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا
“Beliau qunut selama sebulan mendoakan keburukan atas mereka (baca; orang kafir -edt) lalu meninggalkannya, adalah shalat shubuh maka beliau senantiasa membaca qunut padanya hingga meninggal dunia.”
[ HR.Ad-Daroquthni (1693) ]
.
Maka hadits ini shahih menurut sebagian ulama, dishahihkan oleh Al-Hakim sebagaimana yg dinukil oleh Al-Baihaqi dalam Sunan Kubro (3105), dishahihkan juga oleh An-Nawawi dalam syarah shahih Muslim berkata;
.
وَأَمَّا أَصْلُ الْقُنُوتِ فِي الصُّبْحِ فَلَمْ يَتْرُكْهُ حتى فارق الدنيا  كذا صَحَّ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
“Adapun landasan qunut shubuh, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam senantiasa melakukannya hingga meninggal dunia, maka ini shahih dari shahabat Anas radhiyallahu anhu.”
[ Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim ibn Al-Hajjaj (5/178) ]
.
Oleh karenanya, Al-Qishthilani pun menyampaikan;
.
وقد صح أنه لم يزل   يقنت في الصبح   حتى فارق الدنيا .رواه عبد الرزاق والدارقطني، وصححه الحاكم ... وحكى العراقي: أن ممن قال به من الصحابة في الصبح: أبا بكر، وعمر، وعثمان، وعليًّا
“Telah shahih bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam qunut shubuh hingga meninggal dunia. Hadits ini diriwayatkan oleh Abdurrazzaq, Ad-Daraquthni, dan di shahihkan oleh Al-Hakim ... Dan Al-Iroqi menyampaikan bahwa mengikuti pendapat ini; Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali radhiyallahu anhum.”
[ Irsyaadus Sari Syarh Shahih Bukhari (2/233) ]
.
Ketiga, bagimana dengan riwayat-riwayat lainnya yang menyampaikan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak qunut shubuh, bahkan sampai ada shahabat yang menyebutnya bid’ah ? Seperti hadits Abu Malik Al-Asyja’i berkata;
.
قُلْتُ لِأَبِي: يَا أَبَتِ إِنَّكَ قَدْ صَلَّيْتَ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ هَاهُنَا بِالْكُوفَةِ، نَحْوًا مِنْ خَمْسِ سِنِينَ، «فَكَانُوا يَقْنُتُونَ فِي الْفَجْرِ؟» فَقَالَ: أَيْ بُنَيَّ مُحْدَثٌ
“Aku berkata kepada ayahku; ‘wahai ayah sesungguhnya engkau shalat dibelakang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Abu Bakr, Umar, Ustman, dan Ali disini di Kufah selama 5 tahun, apakah mereka qunut shubuh ?’ Maka beliau menjawab; ‘wahai anakku itu adalah hal baru’.”
[ HR. Ibnu Majah (1241) dan lainnya ]
.
Maka dijawab, bahwa riwayat lainnya malah menunjukkan sebaliknya, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan khulafa rosyidin pun qunut shubuh sebagaimana hal ini bisa dilihat dalam Sunan Kubro Al-Baihaqi, Mushonnaf-nya Abdurrazzaq dan Ibnu Syaibah, serta lainnya. Maka kaidah mengatakan ‘itsbat muqoddam ‘ala nafyi’ (penetapan lebih diutamakan daripada penafian) karena dalam sisi itsbat ada ziyadah ilmu (pengetahuan tambahan). Berkata Al-Baihaqi mengomentari hadits Abu Malik di atas;
.
طارق بن أشيم الأشجعي لم يحفظه عمن صلى خلفه فرآه محدثا و قد حفظه غيره فالحكم له دونه
“Thoriq bin Asyyam Al-Asyja’I (ayah Abu Malik) tidak menghafal dari orang yang sudah shalat di belakang Nabi shallallahu alaih wa sallam, maka beliau memandang hal itu perkara baru. Sedangkan yang lainnya menghafalnya, maka hukum yang ditetapkan bagi yang menghafal bukan yang tidak menghafal.”
[ Lihat Sunan Kubro hadits no.3156 (2/302) ]
.
Al-Qishthilani menambahkan;
.
فإن قلت: روي أيضًا عن الخلفاء الأربعة، وغيرهم، أنهم ما كانوا يقنتون، أجيب بأنه إذا تعارض إثبات و نفي قدم الإثبات على النفي
“Jika engkau katakan; diriwayatkan juga dari khulafa rosyidin dan selainnya bahwa mereka tidak qunut shubuh. Maka dijawab; jika berbenturan antara penetapan dengan penafian maka didahulukan penetapan atas penafian.”
[ Irsyaadus Sari Syarh Shahih Bukhari (2/233) ]
.
Keempat, mengenai redaksi qunut shubuh maka bisa membaca doa qunut Umar radhiyallah anhu, dimana ketika beliau shalat shubuh maka beliau membaca qunut setelah rukuk;

.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِينُكَ، وَنَسْتَغْفِرُكَ، وَنُثْنِي عَلَيْكَ، وَلَا نَكْفُرُكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ، وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مِنْ يَفْجُرُكَ، اللَّهُمَّ إِياكَ نَعْبُدُ، وَلَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُدُ، وإلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخَافُ عَذَابَكَ، إِنَّ عَذَابَكَ بِالْكُفَّارِ مُلْحِق، اللَّهُمَّ عَذِّبِ الْكَفَرَةَ وَأَلْقِ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ، وَخَالِفْ بَيْنَ كَلِمَتِهِمْ، وَأَنْزِلْ عَلَيْهِمْ رِجْزَكَ وَعَذَابَكَ، اللَّهُمَّ عَذِّبْ كَفَرَةَ أَهْلِ الْكِتَابِ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِكَ، وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ، وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُويِهِمْ، وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَالْحِكْمَةَ، وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُولِكَ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوفُوا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ، إِلَهَ الْحَقِّ، وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ
[ HR.Abdurrazzaq dalam Al-Mushonnaf (5108) ]
.
Atau juga bisa membaca doa qunut witir yang diriwayatkan oleh Al-Hasan ibn Ali radhiyallahu anhuma;
.
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، إِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
[ HR.Abu Dawud (14250 ]
.
Dan bisa juga menggabungkan keduanya, atau menambahkan doa-doa lainnya.
.
Wallahu Ta’ala A’lam
.
Jombang, 1 Desember 2023
Dijawab oleh Abu Harits Al-Jawi

t.me/fiqhgram | abuharits.com
.
#tanyaustadz #fikihshalat #qunutshubuh #fikihsyafii




Tidak ada komentar:

Posting Komentar