Berikut adalah redaksi yang disebutkan dalam riwayat-riwayat masyhur dalam doa wudhu dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Secara lengkap adalah sebagai berikut;
.أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ
. سُبْحانَكَ اللَّهُمَّ وبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وأتُوبُ إِلَيْكَ
. Adapun lafadz pertama maka datang dari hadits Umar radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
.
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الوُضُوءَ ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ المُتَطَهِّرِينَ، فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ
"Siapa yang memperbagus wudhunya, lalu membaca doa wudhu; 'asyhadu an lā ilāha illallahu wahdahu lā syarīkalah wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasūluhu allahummaj'alni minat tawwābīna waj'alnī minal mutathohhirīn.' Maka akan dibukakan untuknya delapan pintu surga, dia memasuki dari pintu yang mana saja."
[ HR.Tirmidzi (55) dan ini lafadznya, Muslim (234) ]
. Adapun tambahan lafadz yang kedua, maka dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu anhu berkata;
.
مَنْ تَوَضَّأَ فَفَرَغَ مِنْ وَضُوئِهِ ثُمَّ قَالَ: سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، طَبَعَ اللهُ عَلَيْهَا بِطَابَعٍ، ثُمَّ رُفِعَتْ تَحْتَ الْعَرْشِ فَلَمْ تُكْسَرْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"Siapa yang selesai wudhu lalu membaca doa, 'subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu an laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik'. Allah akan memberikannya tanda, lalu diangkat hingga ke bawah Arsy, dan tidak akan hancur hingga hari kiamat."
[ HR.An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubro (9831) ]
. Berkata Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim (3/121);
.
فَفِيهِ أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ للمتوضيء أَنْ يَقُولَ عَقِبَ وُضُوئِهِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَهَذَا مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَيَنْبَغِي أَنْ يَضُمَّ إِلَيْهِ مَا جَاءَ فِي رِوَايَةِ التِّرْمِذِيِّ مُتَّصِلَا بِهَذَا الْحَدِيثِ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ وَيُسْتَحَبُّ أن يضم إليه مارواه النَّسَائِيُّ فِي كِتَابِهِ عَمَلُ الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ مَرْفُوعًا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ وَحْدَكَ لَا شَرِيكَ لَكَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
"Dan di hadits ini ada faedah keanjuran membaca doa setelah wudhu, (asyhadu an lā ilāha illahu wahdahu lā syarīkala wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasūluhu), dan lafadz ini diriwayatkan Bukhari & Muslim. Dan dianjurkan untuk ditambahkan dari riwayat Tirmidzi sebagai sambungan dari doa ini, yaitu (allahummaj'alni minat tawwābīna waj'alni minal mutathohhirīn). Dan dianjurkan pula ditambah dengan riwayat An-Nasāi dalam kitab Amalul Yaumi wal Lailah, yaitu (subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu allā ilāha illa anta wahdaka lā syarīka laka astaghfiruka wa atūbu ilaik)."
. Syaikhona Kholil Bangkalan, dalam Matan Syarif menyebutkan tambahan redaksi dia wudhu pada lafadz yang pertama di atas, dengan menambah;
.
وَ اجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ
. Maka tambahan yang beliau sebut ini, mengikuti beberapa kitab-kitab fikih mutaakhkhirin dalam madzhab, dan sependek pengetahuan kami, tidak ada riwayat tambahan doa ini ataupun atsar. Dan yang pertama kali menyebut tambahan ini adalah Imam Al-Ghozāli dalam Bidāyatul Hidayah. Akan tetapi beliau menyebut tambahan dengan redaksi yang lebih panjang.
.
Dan jika ditanya, apakah tetap dianjurkan membaca tambahan tadi ? Maka kami sampaikan, yang utama tidak perlu menambahkan, kecuali yang ada riwayatnya saja.
Oleh karenanya banyak dari ashāb yang tidak menyebutkan tambahan doa wudhu dari Imam Ghozāli ini dalam kitab-kitab mereka, seperti Imam Nawawi dalam Al-Adzkar atau lainnya. Bahkan kami dapati Dr.Mushthofa Al-Bugho dalam naskah Al-Hadiyyah Al-Mardhiyyah Syarah Muqoddimah Hadromiyyah, tidak disebutkan tambahan di atas.
.
Dan sebagai tambahan penjelasan, bahwa doa setelah wudhu ini juga dibaca setelah mandi, sebagaimana penjelasan Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim (3/121).
.
Wallahu Ta'ala A'lam
.
Jombang, 11 November 2023
Abu Harits Al-Jawi
t.me/fiqhgram | abuharits.com
.
#matansyarif #mulazamahalburuj #ngajikitab #faedahkitab #janganberhentingaji
.
Ikuti seri kajian kitab Al-Matn Asy-Syarīf karya Syaikhona Kholil Bangkalan di sini >> Matan Syarif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar