Kamis, 18 Januari 2024

SHALAT ROGHOIB DALAM FATWA ULAMA SYAFIIYYAH


Shalat Roghoib memiliki dua pengertian sebagaimana disebutkan oleh para ulama. Yang pertama, shalat Roghoib ini adalah shalat yang dilaksanakan di Jumat pertama di bulan Rajab. Sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Ghozali dan Ihya-nya. Yang kedua, shalat roghoib adalah shalat malam nshfu Sya'ban, sebagaimana disebutkan oleh sebagian ulama seperti Syihabuddin Ar-Romli dalam Fatawa-nya. Namun, terlepas dari penamaan, kedua shalat ini adalah shalat yang bid'ah yang tidak memiliki landasan sama sekali. Bahkan hadits yang dibawakan untuk menguatkan amalan ini pun dihukumi oleh para ahli hadits sebagai hadits palsu. Sebagaimana Imam Ghozali menyebutkan;


أما صلاة رجب فقد روي بإسناد عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنه قال ما من أحد يصوم أول خميس من رجب   ثم يصلي فيما بين العشاء والعتمة اثنتي عشرة ركعة يفصل بين كل ركعتين بتسليمة يقرأ في كل ركعة بفاتحة الكتاب مرة وإنا أنزلناه في ليلة القدر ثلاث مرات وقل هو الله أحد اثنتي عشرة مرة فإذا فرغ من صلاته صلى علي سبعين مرة يقول اللهم صل على محمد النبي الأمي وعلى آله ثم يسجد ويقول في سجوده سبعين مرة سبوح قدوس رب الملائكة والروح ثم يرفع رأسه ويقول سبعين مرة رب اغفر وارحم وتجاوز عما تعلم إنك أنت الأعز الأكرم ثم يسجد سجدة أخرى ويقول فيها مثل ما قال في السجدة الأولى ثم يسأل حاجته في سجوده فإنها تقضى (٤) قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يصلي أحد هذه الصلاة إلا غفر  الله تعالى له جميع ذنوبه ولو كانت مثل زبد البحر وعدد الرمل ووزن الجبال وورق الأشجار ويشفع يوم القيامة في سبعمائة من أهل بيته ممن قد استوجب النار

"Adapun shalat Rajab, maka telah diriwayatkan dengan sanad dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda ((Siapapun yang puasa hari kamis pertama bulan Rajab, lalu shalat antara isya dan maghrib 12 rakaat, dipisah di setiap dua rakaat dengan satu kali salam. Dia membaca di setiap rakaat surat Al-Fatihah sekali, dan surat Al-Qodr tiga kali, surat Al-Ikhlas 12 kali. Lalu setelah shalat membaca shalawat 70 kali dengan membaca: allahumma sholli ala Muhammadin An-Nabiyyil Ummiy wa 'ala Alihi. Lalu dia bersujud dan membaca: subbuhun quddusun robbul malaikati war ruh, 70 kali. Lalu dia bangkit dan membaca: robbighfir warham wa tajawaz 'amma ta'lam innaka antal a'azzul akram, 70 kali. Lalu dia sujud lagi dan membaca seperti sujud pertama. Lalu dia meminta hajatnya dalam sujudnya yang kedua, maka pasti akan dikabulkan. -Nabi menyampaikan-; Siapa yang shalat ini pasti akan diampuni seluruh dosanya meski sebanyak buih di lautan, sebanyak kerikil du bumi, seberat gunung-gunung, ataupun sejumlah dedaunan, dan dia akan diberi kesempatan untuk memberi syafaat pada hari kiamat kepada 700 keluarganya yang masuk neraka."

[ Ihya Ulumuddin (1/203) ]


Mengomentari hadits ini, al-Hafidz Zainuddin Al-Iroqi (w.806 H)mengatakan;


فِي صَلَاة الرغائب  أوردهُ رزين فِي كِتَابه وَهُوَ حَدِيث مَوْضُوع

"Dalam shalat roghoib semacam ini juga, Rozin juga menyebutkan haditsnya, dan hadits dalam masalah ini adalah hadits palsu."

[ Al-Mughni an Hamlil Asfar (Takhrij Ahadits Ihya). Zainuddin Al-Iroqi. (hal.240) ]


Adapun fatwa, maka diantaranya adalah fatwa Ibnu Sholah (w.643 H) guru Imam Nawawi, beliau berkata;


وَلَوْ لَمْ تَكُنْ مَطْلُوبَةً لَكَانَتْ بِدْعَةً مَذْمُومَةً كَمَا فِي الرَّغَائِبِ  لَيْلَةَ نِصْفِ شَعْبَانَ وَأَوَّلِ جُمُعَةٍ مِنْ رَجَبٍ فَكَانَ يَجِبُ إنْكَارُهَا وَبُطْلَانُهُ مَعْلُومٌ بِالضَّرُورَةِ

"Kalau sekiranya shalat tidak dianjurkan, maka dia akan menjadi bid'ah yang tercela, seperti shalat roghoib di malam nishfu Sya'ban (pertengahan Sya'ban), dan di jumat pertama di bulan Rajab. Maka wajib untuk diingkari dan kebatilanya sudah diketahui secara pasti."

[ Fatawa Ibnu Sholah (1/159) ]


Juga fatwa Imam Nawawi (w.676 H), beliau mengatakan;


هي بدعة قبيحة منكرَة أشد إِنكار، مشتملة على منكرات، فيتعين تركها والِإعراض عنها، وإِنكارُها على فاعلها، وعلى ولي الأمر وفقه الله تعالى منعُ الناس من فعلها: فإنه راعٍ، وكلُ راعٍ مسؤولٌ عن رعيته. وقد صنف العلماء كتبًا في إنكارها وذمَّها، وتسفيه فاعلها، ولا يغتر بكثرة الفاعلين لها في كثير من البلدان، ولا بكونها مذكورةً في قوت القلوب (١) وإِحياء علوم الدين ونحوهِما فإنها بدعة باطلة

"Dia (shalat Roghoib di bulan Rajab)  adalah bid'ah yang jelek dan sangat munkar, yang terdiri dari berbagai macam kemunkaran. Maka dia harus ditinggalkan, pelakunya harus diinkari, dan bagi waliyyul amri (pemimpin setempat) harus melarang manusia untuk melaksanakannya. Karena pemimpin adalah penanggung jawab, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas rakyatnya. Dan para ulama telah menulis berbagai kitab dalam mengingkari hal ini, dan mencelanya. Serta menghukumi bodoh orang yang melakukannya. Dan janganlah engkau tertipu dengan banyaknya orang yang melakukannya di banyak negeri. Ataupun jangan tertipu meski dia disebutkan dalam kitab Qutul Qulub dan kitab Ihya' Ulumuddin, atau semisalnnya. Karena sesungguhnya hal tersebut adalah bidah yang batil."

[ Fatawa Imam Nawawi (hal.57) ]


Lalu fatwa Syihabuddin Al-Romli (w.957 H), guru sekaligus ayah dari Syamsuddin Al-Romli penulis Nihayatul Muhtaj Syarah Minhaj, beliau mengatakan;


لَمْ يَصِحَّ فِي شَهْرِ رَجَبٍ صَلَاةٌ مَخْصُوصَةٌ تَخْتَصُّ بِهِ، وَالْأَحَادِيثُ الْمَرْوِيَّةُ فِي فَضْلِ صَلَاةِ الرَّغَائِبِ   فِي أَوَّلِ جُمُعَةٍ مِنْ شَهْرِ رَجَبٍ كَذِبٌ بَاطِلٌ، وَهَذِهِ الصَّلَاةُ بِدْعَةٌ عِنْدَ جُمْهُورِ الْعُلَمَاءِ وَمِمَّنْ ذَكَرَ ذَلِكَ مِنْ أَعْيَانِ الْعُلَمَاءِ الْمُتَأَخِّرِينَ مِنْ الْحُفَّاظِ أَبُو إسْمَاعِيلَ الْأَنْصَارِيِّ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ السَّمْعَانِيِّ وَأَبُو الْفَضْلِ بْنُ نَاصِرٍ وَأَبُو الْفَرْجِ بْنُ الْجَوْزِيِّ وَغَيْرُهُمْ، وَإِنَّمَا لَمْ يَذْكُرْهَا الْمُتَقَدِّمُونَ؛ لِأَنَّهَا أُحْدِثَتْ بَعْدَهُمْ وَأَوَّلُ مَا ظَهَرَتْ بَعْدَ الْأَرْبَعِمِائَةِ فَلِذَلِكَ لَمْ يَعْرِفْهَا الْمُتَقَدِّمُونَ وَلَمْ يَتَكَلَّمُوا فِيهَا 

"Tidak sah dalam bulan Rajab shalat khusus padanya, dan hadits-hadits yang diriwayatkan dalam masalah shalat roghoib yang dilaksanakan di jumat pertama dari bulan Rajab, adalah hadits dusta. Dan shalat roghoib ini adalah bid'ah menurut mayoritas ulama. Diantaranya para ulama mutaakhirin yang menghukumi kebid'ahan ini adalah; Abu Ismail Al-Anshori, Abu Bakr ibn As-Sam'ani, Abul Fadhl ibn Nashir, Abul Faraj ibn Al-Jauzi, dan selain mereka. Dan para ulama mutaqoddimin tidak menyinggung shalat roghoib ini, karena dia baru diadakan setelah zaman mereka; yatu pasca tahun 400 H. Oleh karenanya para ulama mutaqoddimin pun tidak mengetahui dan berbicara tentang shalat roghoib."

[ Fatawa Syihabudin Ar-Romli (1/209) ]


Terakhir, adalah fatwa dari Ibnu Hajar Al-Haitami (w.974 H) penulis Tuhfatul Muhtaj Syarah Minhaj, beliau berkata;


أَمَّا صَلَاةُ الرَّغَائِب فَإِنَّهَا كَالصَّلَاةِ الْمَعْرُوفَةِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانُ بِدْعَتَانِ قَبِيحَتَانِ مَذْمُومَتَانِ وَحَدِيثهمَا مَوْضُوعٌ فَيُكْرَهُ فِعْلُهُمَا فُرَادَى وَجَمَاعَةً

"Adapun shalat Roghoib, maka dia adalah shalat yang diketahui dikerjakan di malam pertengahan bulan Sya'ban, maka dia bid'ah yang buruk lagi tercela. Dan hadits yang menjelaskan hal tersebut adalah hadits palsu. Maka dibenci pelaksanaannya baik sendiri atau secara berjamaah."

[ Fatawa Fiqhiyyah Kubro (1/217) ]


Intinya, shalat Roghoib baik di bulan Rajab atau Sya'ban adalah shalat yang bid'ah menurut fatwa para pembesar ulama Syafiiyyah di atas. Maka hendaknya kaum muslimin menjauhi amalan semacam ini dan menginagtkan manusia agar tidak terjerumus di dalamnnya.


Wallahu Ta'ala A'lam


Jombang, 19 Januari 2024

Abu Harits Danang Santoso Al-Jawi

https://linktr.ee/fiqhgram


2 komentar: