Dianjurkan berbuka puasa dengan bilangan ganjil dari ruthab (kurma muda) atau tamar (kurma tua yang sudah kering).
Imam Syafi'i menegaskan bahwa dianjurkan melakukan taslits (menjadikan tiga-pen) pada saat berbuka.
Dalilnya:
1. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dengan derajat hadits hasan gharib dan disahihkan oleh Daruquthni dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:
ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻔﻄﺮ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻲ ﻋﻠﻰ ﺭﻃﺒﺎﺕ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﺭﻃﺒﺎﺕ ﻓﺘﻤﻴﺮاﺕ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﺗﻤﻴﺮاﺕ ﺣﺴﺎ ﺣﺴﻮاﺕ ﻣﻦ ﻣﺎء.
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam biasa berbuka sebelum shalat dengan ruthab (kurma muda). Jika tidak ada ruthab, beliau berbuka dengan tamar (kurma tua yang sudah kering-pen). Jika tidak ada tamar, beliau minum beberapa teguk air."
Dalam kitab "Tuhfah al-Ahwadzi" disebutkan:
ﻭﻗﻊ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ اﻟﺮﻭاﻳﺎﺕ "ﺛﻼﺙ ﺭﻃﺒﺎﺕ ﻭﺛﻼﺙ ﺗﻤﻴﺮاﺕ" ﻗﺎﻟﻪ اﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ اﻟﺤﻖ ﻓﻲ اﻟﻠﻤﻌﺎﺕ.أ
"Pada beberapa riwayat terdapat kalimat 'tiga kurma dan tiga tamar'." Dikatakan oleh Syaikh Abdul Haq dalam kitab "al-Lama'at".
2. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ya'la dari Anas:
ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﻔﻄﺮ ﻋﻠﻰ ﺛﻼﺙ ﺗﻤﺮاﺕ ﺃﻭ ﺷﻲء ﻟﻢ ﺗﺼﺒﻪ اﻟﻨﺎﺭ.
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam suka berbuka dengan tiga tamar atau sesuatu yang tidak dimasak dengan api."
Namun, hadits ini memiliki kelemahan.
3. Dalil lain yang mendukung:
Keumuman anjuran sesuatu yang ganjil, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
ﻭﺇﻥ اﻟﻠﻪ ﻭﺗﺮ، ﻳﺤﺐ اﻟﻮﺗﺮ
"Sesungguhnya Allah itu ganjil, menyukai yang ganjil."
Wallahu A’lam
-----------
🔗 Diterjemahkan secara bebas dari tulisan Syaikh Said al-Jabiry -حفظه الله- (https://t.me/saeed_algabry/4816)
Alih bahasa oleh Ahmad Reza Lc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar