Dalam Shalat Tarawih, disyaratkan untuk shalat dua rakaat, dua rakaat. Tidak sah shalat empat rakaat dengan sekali salam, sebagaimana yang diriwayatkan Imam Nawawi dalam kitab Al-Raudhah berdasarkan fatwa Qadhi Husain.
Beliau (Imam Nawawi-pen) menyetujuinya (fatwa Qadhi Husain-pen) dan beralasan bahwa Shalat Tarawih menyerupai shalat fardhu.
Ibnu Rif'ah dalam kitab Al-Matlab Al-’Aly dan Al-Kifayah An-Nabih berpendapat sama, dan beralasan bahwa Shalat Tarawih adalah ibadah yang mengikuti tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,
Sedangkan tidak ada riwayat yang menunjukkan keshahihan shalat empat rakaat dengan satu salam.
Disebutkan dalam kitab Asna Al-Matalib (karya Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshari-pen):
ﻠﻮ ﺻﻠﻰ ﺃﺭﺑﻌﺎ ﺑﺘﺴﻠﻴﻤﺔ ﻟﻢ ﻳﺼﺢ ﻟﺸﺒﻬﻬﺎ ﺑﺎﻟﻔﺮﺽ ﻓﻲ ﻃﻠﺐ اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻓﻼ ﺗﻐﻴﺮ ﻋﻤﺎ ﻭﺭﺩ ﺑﺨﻼﻑ ﺳﻨﺔ اﻟﻈﻬﺮ ﻭاﻟﻌﺼﺮ
"Jika seseorang shalat empat rakaat dengan satu salam, maka shalatnya tidak sah karena menyerupai shalat fardhu dalam hal jamaah.
Oleh karena itu, shalatnya (empat rakaat sekali salam-pen) tidak boleh diubah dari yang telah diriwayatkan, kecuali Sunnah Dhuhur dan Ashar.(karena adanya riwayat yang menyebut demikian-pen)"
Adapun hadits Aisyah:
كان يصلي أربعا فلا تسأل عن حسنهن وطولهن
"Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam shalat empat rakaat, jangan tanyakan tentang keindahan dan panjangnya,"
yang dimaksud -wallahu a'lam- adalah beliau shalat dua rakaat, kemudian duduk, lalu shalat dua rakaat lagi, dan kemudian duduk.
Qadhi Abu Thayyib meriwayatkan pendapat yang membolehkan shalat empat rakaat dengan satu salam, dan Al-Muzajjad mendukungnya dengan fatwa Nawawi tentang keshahihan menggabungkan shalat sunnah dzuhur empat rakaat dengan sekali salam, dengan satu tasyahhud atau dua tasyahhud, sebagaimana disebutkan dalam kitab Umdatul Mufti wal-Mustafti.
Pendapat ini dikuatkan oleh ayah dari Syaikhnya Syaikh kami (Muhammad bin Abdurrahma Al-Ahdal-pen) dalam kitab Umdatul Mufti yang disebutkan di atas, dan beliau mengkritik alasan Ibnu Rif'ah dan Imam Nawawi dengan argumen bolehnya menyambung shalat witir.
Wallahu A’lam
-----------
🔗 Diterjemahkan dengan bebas dari tulisan Syaikh Said al-Jabiry -حفظه الله- (https://t.me/saeed_algabry/5816)
✍️ Alih bahasa oleh Ahmad Reza Lc
🔔 Klik https://linktr.ee/fiqhgram untuk mendapatkan update khazanah fikih Islam dan faedah dari Fiqhgram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar