Kamis, 30 Mei 2024

6 SEBAB KENAPA GEN Z MUDAH TERBAWA ARUS SYUBHAT (2/6) | MASALAH KEJIAWAAN & TEKANAN MASYARAKAT


Saya ingat banyak kasus di mana saya telah berdiskusi tentang keimanan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 


Ternyata sebab munculnya masalah pada keimanan yang dihadapi oleh orang tersebut adalah beberapa tekanan masyarakat dan cobaan yang tidak bisa mereka atasi. 

Sering kali, tekanan psikologis yang dialami seseorang menjadi penyebab kemarahan mereka terhadap takdir dan ketetapan Allah. 

Akibatnya, mereka mungkin menolak keberadaan Sang Pencipta, atau menuduh keadilan Allah Ta’ala. 


Pengaruh ini tentu saja tidak khusus untuk zaman sekarang saja. 

Allah telah memberitahu dalam kitab-Nya yang mulia tentang orang-orang yang berpaling dari agama mereka setelah mengalami cobaan, sebagaimana firman-Nya: 


وَمِنَ النَّاسِ مَن يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَىٰ حَرْفٍۚ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ ٱطْمَأَنَّ بِهِۦ  وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ ٱنقَلَبَ عَلَىٰ وَجْهِهِۦ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْءَاخِرَةَ  ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ¹.


"Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah di tepi. 

Jika ia mendapat kebaikan, ia merasa tenang dengan itu, tetapi jika ia diuji dengan sesuatu yang buruk, ia berbalik ke belakang."

[Al-Hajj: 11].


Ibn Abbas menjelaskan ayat ini dalam Sahih Bukhari dengan mengatakan: 


‘Seorang laki-laki datang ke Madinah; jika istrinya melahirkan anak laki-laki dan kudanya beranak, dia berkata: Ini adalah agama yang baik. 


Dan jika istrinya tidak melahirkan dan kudanya tidak beranak, dia berkata: Ini adalah agama yang buruk.’ 


Dan betapa bagusnya penjelasan Syekh Ibn Sa’di tentang ayat ini, di mana beliau berkata: 


‘Yaitu, di antara manusia ada yang lemah imannya, iman tidak masuk ke dalam hatinya dan tidak bercampur dengan jiwanya, melainkan masuk karena takut atau kebiasaan (ikut-ikutan orang lain) dengan cara yang tidak akan bertahan ketika mendapat cobaan. 


Jika ia mendapat kesenangan, ia merasa tenang dengannya; yaitu, jika rezekinya terus menerus dan tidak ada kesulitan yang menimpanya dia merasa tenang karena mendapat kebaikan.


Orang tersebut mungkin Allah akan memberinya kesehatan dan tidak menakdirkan baginya fitnah yang akan membuatnya berpaling dari agamanya. 


‘Dan jika dia diuji dengan fitnah,’ yaitu terjadi sesuatu yang tidak disukai atau hilangnya sesuatu yang dia cintai,


‘dia berbalik ke belakang,’ artinya, dia murtad dari agamanya. 


‘_Dia merugi dunia dan akhirat_,’ Di dunia, dia tidak mendapatkan apa yang diharapkannya yang membuat dia murtad, maka sia-sialah usahanya, dan dia hanya mendapatkan apa yang telah ditakdirkan untuknya.


 Sedangkan di akhirat, jelas. 


Dia diharamkan dari surga yang luasnya seluas langit dan bumi, dan dia pantas mendapatkan neraka. 


‘Dan itu adalah kerugian yang nyata,’ artinya, kerugian yang jelas dan terang.” - Selesai


***

📚 Diterjemahkan dari kitab “Sabighat, Kaifa Nata’amalu Ma’a Asy-Syubuhat Al-Fikriyyah Al-Mu’ashirah”, hal. 29-30, Ahmad As-Sayyid


✍️ Oleh Ahmad Reza Lc

#fikihsuluk #tsaqofah


🔔 Klik https://linktr.ee/fiqhgram untuk mendapatkan update khazanah fikih Islam dan faedah dari Fiqhgram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar