Senin, 15 Juli 2024

4 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DAI TERHADAP GENERASI Z


(1) Adanya Kesenjangan Antara Para Dai dengan Kalangan Pemuda Pada Umumnya

Kesenjangan ini mengakibatkan kurangnya pemahaman tentang realita yang terjadi pada pemuda dan menyebabkan masing-masing pihak saling menutup diri.

Lebih parah lagi, hal ini mengakibatkan terganggunya peran teladan yang memiliki pengaruh besar dalam aspek perbaikan.

Anda dapat mengingat kehidupan Nabi, bagaimana kedekatannya dengan berbagai lapisan masyarakat, dan pengaruhnya terhadap orang-orang yang melihat akhlak mulia, kesabaran, dan ketenangan yang tercermin dalam dirinya.


(2) Kurangnya Variasi dalam Metode Dakwah

Nabi Muhammad sangat memperhatikan variasi metode dalam menyampaikan pesan syariah.

Terkadang beliau menggunakan pertanyaan, gambar, khutbah, dan berbagai cara lainnya.

Hal ini untuk memastikan pesan tersebut dapat diterima dengan baik oleh berbagai lapisan masyarakat.

Mengikuti metode Nabi dalam hal ini sangat penting, terutama di zaman sekarang di mana media dan gambar memiliki pengaruh besar.

(3) Keterbatasan dalam Ruang Dialog Terbuka

Penting bagi pemuda merasa memiliki wadah yang aman dan terbuka untuk mengajukan pertanyaan dan menyampaikan kebingungan mereka.

Idealnya, ini bisa diwujudkan dalam bentuk panggung dengan audiens muda, di mana seorang pembicara yang ahli dalam syariah dan berpengetahuan luas menjawab pertanyaan dengan baik.

Figur yang dapat dicontoh seperti Zakir Naik.

(4) Lemah dalam Pendekatan Logika Pada Dakwah

Ini adalah salah satu penyebab utama kurangnya efektivitas dalam dakwah.

Perlu ada penjelasan yang lebih mendalam dan beralasan dalam menyampaikan pesan agama.

Siapa yang membaca Al-Quran, dan merenungkan dalam Sunnah Nabi-Nya, maka dia akan menemukan adanya kehadiran nyata dari pesan yang berdasarkan logika di dalamnya.

Sebagai contoh, di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menegaskan tentang kebangkitan kembali;

seperti firman Allah:

“Apakah mereka tidak melihat bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah berkuasa untuk menciptakan yang serupa dengan mereka?” [Al-Isra: 99].

Dan firman-Nya: “Apakah mereka tidak melihat bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi dan tidak merasa letih dengan menciptakan mereka itu berkuasa untuk menghidupkan orang-orang mati? Ya, sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [Al-Ahqaf: 33].

Hal ini sangat meyakinkan dari sudut pandang akal; karena kaum Quraisy yang musyrik mengakui bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi, sehingga argumen yang diberikan kepada mereka adalah bahwa yang menciptakan langit dan bumi dari ketiadaan mampu menciptakan yang serupa, dan lebih mudah menciptakan yang lebih rendah dari itu.

Ketika kita beralih ke Sunnah Nabi ﷺ, kita akan menemukan situasi di mana argumen berbasis akal sangat indah dan meyakinkan.

Salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a. yang berkata:

Seorang laki-laki dari Bani Fazara datang kepada Nabi ﷺ dan berkata:

“Istriku melahirkan anak laki-laki yang berkulit hitam.”

Maka Nabi ﷺ bersabda: “Apakah kamu memiliki unta?” Dia menjawab: “Ya.”

Nabi ﷺ bertanya: “Apa warnanya?” Dia menjawab: “Merah.”

Nabi ﷺ bertanya: “Apakah ada unta berwarna abu-abu?” Dia menjawab: “Ya, ada yang berwarna abu-abu.”

Nabi ﷺ bertanya: “Dari mana asalnya warna abu-abu itu?”

Dia menjawab: “Mungkin ada nenek moyangnya yang menurunkannya.”

Nabi ﷺ bersabda: “Begitu juga dengan anakmu, mungkin ada nenek moyangnya yang menurunkannya.”

Beberapa referensi yang relevan dalam topik ini adalah buku:

1- “Al-Adillah Al-Aqliyah Al-Naqliyah ‘Ala Ushul Al-I’tiqad” oleh Dr. Saud Al-Arifi,

2- “Balaghah Al-Ihtijaj Al-Aqli fi Al-Qur’an Al-Karim” oleh Zainab Al-Kurdi,

3- “Manahij Al-Jadal fi Al-Qur’an” oleh Zahir bin Awadh Al-Am’i.


***
📚 Diterjemahkan dari kitab “Sabighat, Kaifa Nata’amalu Ma’a Asy-Syubuhat Al-Fikriyyah Al-Mu’ashirah”, hal. 34-35, Ahmad As-Sayyid dengan beberapa perubahan

Oleh Ahmad Reza Lc
t.me/fiqhgram
#tsaqofah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar