Saya berusaha meyakinkannya dengan berbagai cara untuk mengatasi was-was tersebut, namun dia tidak merespons.
Saya menduga dia juga telah pergi ke dokter jiwa, namun itu pun tidak membantu.
Akhirnya, saya menyarankan dia untuk melakukan aktivitas ilmiah dan bermanfaat yang bisa mengisi waktunya dan pikirannya, karena dia benar-benar memiliki banyak waktu luang.
Hasilnya lebih baik dan lebih cepat dari yang saya harapkan; pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya datang seperti banjir berhenti dalam waktu yang sangat singkat.
Maksudnya adalah bahwa kekosongan pikiran dan rohani membuat pikiran dan hati rentan terhadap gangguan apapun, meskipun itu buruk.
Namun, bagi mereka yang waktunya terisi, pikirannya dan rohaninya penuh dengan ilmu, kerja, pengetahuan, dan iman, hal ini menjadi penghalang bagi banyak pemikiran menyimpang dan kekhawatiran.
***
📚 Diterjemahkan dari kitab “Sabighat, Kaifa Nata’amalu Ma’a Asy-Syubuhat Al-Fikriyyah Al-Mu’ashirah”, hal. 32, Ahmad As-Sayyid dengan beberapa perubahan
✍ Oleh Ahmad Reza Lc
t.me/fiqhgram
#tsaqofah #genz #sejenak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar