Senin, 01 Juli 2024

PUASA SUNNAH MUTLAK


Pertanyaan:
Ahsanallahu ilaikum ustadzi
Izin bertanya. Apakah di dalam pelaksanaan puasa Sunnah ada juga yg mutlak seperti sholat Sunnah mutlak ustadz  ? Dan jikalau ada , apakah kita boleh melakukannya dgn cara 1 Minggu berturut turut tanpa jeda ?


***
Jawaban:
Bismillah. Sebagaimana ada shalat sunnah mutlak, ada juga puasa sunnah yang sifatnya mutlak. Maksudnya tidak terikat dengan waktu tertentu, karena pada dasarnya, puasa setiap hari diperbolehkan.

Dalilnya hadits Aisyah radhiyallahu anha berkata;

دخل علي النبي صلى الله عليه وسلم ذات يوم فقال: «هل عندكم شيء؟» فقلنا: لا. قال: «فإني إذن صائم» ثم أتانا يومًا آخر فقلنا: يا رسول الله، أهدي لنا حيس. فقال: «أَرِينيه، فلقد أصبحت صائمًا» فأكل
"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam datang menemuiku di suatu hari, dan beliau berkata ((Apakah engkau punya sesuatu untuk dimakan ?)) Maka kami katakan; tidak ada. Maka beliau bersabda ((Kalau begitu aku akan berpuasa hari ini)).

Lalu beliau datang lagi di hari yang lain, maka kami katakan; 'Wahai Nabi kami punya hais (sejenis roti) diberi hadiah oleh orang.' Maka beliau bersabda ((Berikan kepadaku, sesungguhnya hari ini aku sedang puasa)), lalu beliau memakannya."
[ HR.Muslim ]

Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam puasa tanpa terikat dengan event hari tertentu. Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshori mengatakan;

وَتَكْفِي نِيَّةٌ مُطْلَقَةٌ فِي النَّفْلِ الْمُطْلَقِ) كَمَا فِي نَظِيرِهِ مِنْ الصَّلَاةِ (وَلَوْ قَبْلَ الزَّوَالِ لَا بَعْدَهُ))
"(Dan cukup niat secara mutlaj dalam -puasa- sunnah mutlak) sebagaimana seperti shalat (meskipun sebelum zawwal selama bukan setelah zawwal)."
[ Asnal Matholib Syarh Roudhotut Thōlib. (1/422) ]


Dan hal ini pun dilandasi bahwa secara asal boleh puasa dahr (puasa setiap hari tanpa putus). Sebagaimana disampaikan oleh para fuqoha, seperti Al-Khothīb As-Syirbīni;

وَهُوَ يَنْقَسِمُ إلَى قِسْمَيْنِ: قِسْمٌ لَا يَتَكَرَّرُ كَصَوْمِ الدَّهْرِ، وَقِسْمٌ يَتَكَرَّرُ فِي أُسْبُوعٍ أَوْ سَنَةٍ أَوْ شَهْرٍ،
"Dan puasa terbagi menjadi dua; puasa yang tidak ada sisi pengulangan tertentu seperti puasa dahr (puasa setiap hari). Dan puasa yang terulang setiap pekannya atau setiap tahun atau seiap bulannya."
[ Mughnil Muhtaj (2/182) ]


Maka, setiap harinya diperbolehkan seorang puasa. Namun dengan syarat; hari tersebut tidak ada larangan untuk berpuasa. Seperti mengkhususkan hari jumat saja, atau hari sabtu saja, atau hari ahad saja. Atau hari ied, atau hari tasyrīk.

Sehingga pun, seseorang juga boleh untuk berpuasa satu pekan secara penuh tanpa batal sama sekali. Sebagaimana hadits Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda;

مَنْ صَامَ الدَّهْرَ ضُيِّقَتْ عَلَيْهِ جَهَنَّمُ هَكَذَا وَقَبَضَ كَفَّهُ
"Siapa yang puasa dahr (puasa setiap hari), maka disempitkan baginya neraka jahannam seukuran ini (dan beliau menggenggam salah satu telapak tangannya)."
[ HR.Ahmad (32/484) ]

Juga puasa dahr juga amalan sebagian sahabat seperti Ibnu Umar dan Aisyah sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Sunan Kubronya. Wallahu ta'ala a'lam.


***
Oleh Danang Santoso
t.me/fiqhgram
#fikihpuasa #akademifiqhgram #qna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar