Rabu, 03 Juli 2024

TATACARA PUASA KAFFARAT; ANTARA BERSAMBUNG DAN TERPUTUS


Pertanyaan:
Ahsanallahu ilaikum ustadzi
Izin bertanya. Di dalam pelaksanaan puasa kaffarot , apakah di perbolehkan hanya berpuasa sehari ust ? , apabila di wajibkan minimal 3 hari , apakah harus berturut turut ? Apa boleh di jeda jeda seperti tata cara puasa daud ?
Barokallah fiikum ustadzi 🙏


***
Jawaban:
Bismillah. Untuk puasa kaffarat apakah harus dikerjakan secara tatabu' (berkelanjutan tanpa putus sampai selesai), atau boleh taqōthu' (diputus-putus). Maka kita katakan, puasa kaffarat terbagi menjadi dua jenis dilihat dari sisi harus bersambung atau tidak.

Pertama, puasa kaffarat yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan tidak boleh dijeda. Ini berlaku untuk beberapa macam kaffarat. Diantaranya;

1.1 Kaffarat dzhihār yaitu kaffarat orang yang menyamakan istri dengan ibunya. Dengan mengatakan, "Engkau bagiku seperti punggung ibuku." Lalu ternyata orang tersebut tidak menceraikan, maka wajib membayar kaffarah. Allah Ta'ala berfirman;

فَمَن لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ مِن قَبْلِ أَن يَتَمَاسَّا ۖ
"Lalu bagi siapa yang tidak mendapati (budak) maka dia puasa 2 bulan berturut-turut sebelum dia sentuh istrinya ..." [Al-Mujadalah ayat 4 ]

1.2 Kaffarah jimak di siang hari bulan Ramadhan. Maka ini juga harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Hal ini dilandasi oleh sabda Nabi shallallahu alaih wa sallam terhadap orang yang jimak Ramadhan, maka beliau bersabda;

هل تستطيعُ أن تصومَ شَهرينِ مُتَتابعينِ
"Apakah kamu bisa puasa dua bulan berturut-turut ?" [HR.Bukhari (1936), Muslim (1111) ]

Kedua, puasa kaffarat yang tidak dipersyaratkan berkesinambungan. Dalam artian, boleh untuk dijeda dengan hari yg dia tidak berpuasa. Dan ini mencakup beberapa kaffarat, diantaranya;

2.1 Kaffarat sumpah, yaitu puasa 3 hari. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman;

فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ ۚ ذَٰلِكَ كَفَّارَةُ أَيْمَانِكُمْ إِذَا حَلَفْتُمْ ۚ وَاحْفَظُوا أَيْمَانَكُمْ ۚ
"Dan siapa yang tidak mendapat (dari jenis kaffarat sebelumnya -edt), maka dia puasa 3 hari. Demikianlah kaffarat sumpah kalian ketika kalian bersumpah, dan jagalah sumpah kalian..." [ QS Al-Maidah ayat 89 ]

Ibnu Qosim dalam Fathul Qorib mengatakan;

(فإن لم يجد) المكفر شيئا من الثلاثة السابقة (فصيام) فيلزمه صيام (ثلاثة أيام) و لا يجب تتابعها في الأظهر
"(Jika tidak mendapati) orang yg membayar kaffarat sedikitpun dari tiga hal sebelumnya (maka puasa) wajib baginya puasa (3 hari) dan tidak wajib berkesinambungan dalam ucapan yg paling kuat."

Dalam Hasyiyah Al-Baijūri (2/646) disebutkan;

و هو المعتمد لإطلاق الآية
"Dan ini adalah pendapat yang mu'tamad karena kemutlakan ayat."

2.2 Kaffarat haji, yaitu puasa 10 hari; 3 hari ketika di hari-hari amaliyyah haji, dan 7 hari ketika sudah kembali ke rumahnya. Maka ini juga tidak dipersyaratkan untuk berkesinambungan. Allah Ta'ala berfirman;

فمن تمتع بالعمرة إلى الحج فما استيسر من الهدي فمن لم يجد فصيام ثلاثة أيام في الحج و سبعة إذا رجعتم تلك عشرة كاملة
"Maka siapa yang siapa yang tamattu' umrah kepada hajinya maka apa yang dia mudah dari sembelihan. Dan siapa yang tidak mendapati maka puasa 3 hari di waktu haji (antara ihram sampai tahallul -edt) dan 7 hari ketika kalian kembali, maka menjadi 10 hari yang sempurna." [ QS Al-Baqarah ayat 196 ]

Maka dalam ayat ini pun puasa kaffaratnya disebutkan secara mutlak, sehingga tidak dipersyaratkan secara berkesinambungan. Wallahu ta'ala a'lam.


***
Oleh Danang Santoso
t.me/fiqhgram
#fikihkaffarat #fikihibadah #akademifiqhgram #qna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar